Assalamualaikum wr, wb. Kali ini,saya akan sharing mengenai pengalaman melatih anak bersepeda di usia dini. Memang sebenarnya saya dan ay...
Assalamualaikum wr, wb.
Kali ini,saya akan sharing mengenai pengalaman melatih anak bersepeda di usia dini. Memang sebenarnya saya dan ayahnya anak-anak tidak memaksakan atau menuntut anak untuk dapat naik sepeda tanpa bantuan roda bantu sejak usia dini. Akan tetapi Alhamdulillah anak kami memang memiliki kemauan untuk bisa, karena didukung oleh kemauannya sendiri maka saya berniat untuk melatihnya dengan fun dan tanpa memaksanya.
Anak saya bernama AL sudah dapat bersepeda tanpa bantuan roda dua di usianya 3.5 tahun. Dia cenderung anak yang pemalu dan penakut akan tetapi saya sering mengajaknya ke area ramai seperti acara pameran, arena bermain anak di mall, dsb. Sehingga dia terbiasa dengan suasanan ramai.
Nah, berhubung kami tinggal di sebuah perumahan di area 021, yang kebetulan depan rumah kami adalah jalan umum mobil, motor dan sepeda anak-anak berlalu lalang semakin membuat dirinya tambah takut dan ngeri jika bersepeda (padahal memakai roda bantu).
Lama setelah kami tidak mudik, kami mudik ke rumah nenek kakek di Jawa Tengah. Kebetulan halaman rumah sangatlah luas, lebar dan nyaman. Nah ini dia kesempatan saya untuk memberikan stimulasi positif padanya untuk tidak usah takut karena tidak ada mobil dan motor yang terlalu banyak seperti di perumahan kami di area 021. Saat itulah AL berani untuk mengayuhkan sepedanya di halaman rumah nenek dan kakeknya.
Setelah sekian lama, memakai roda bantu, sesaat itu juga roda bantunya naik sendiri (jawa: njengat). Mungkin karena dia rutin sekali bersepeda dan berat badannya yang tidak dapat menopang ketahanan besi roda bantu tersebut. Lalu diapun tidak sadar bahwa dia telah menaiki sepeda dengan dua roda meski roda bantu masih terpasang dan dalam keadaan naik (jawa: njengat). Akhirnya AL pun lolos dan lulus untuk dapat menaiki sepeda beroda dua. Semua itu tidak lepas dari celotehan mamahnya yang cerewet sekali. Sekitar di usia 3.5 tahunnya perdana memakai sepeda roda dua tanpa roda bantu. Congrats AL! We're proud of you! Kiss kiss.
Berikut tips-tips yang bisa saya berikan untuk Ayah dan Bunda semua:
1. Ikutilah mood anak dalam bersepeda (jangan memaksakan anak saat tidak ingin bersepda) kalopun memang dia sudah tidak tertarik dengan sepeda barulah kita bertindak untuk melawan mood anak dengan baik-baik yakni mengajaknya jalan-jalan di sekitar kompleks.
2. Pastikan sudah minum dan makan untuk mensupplai energi tubuhnya beraktivitas dengan baik.
3. Jangan berteriak/melarang anak jika itu akan membuatnya jatuh dari sepeda. Semisal: Akan menubruk pohon rimbun atau akan menabrak tong sampah. Saran: Ayah dan Bunda langsung lari memegangi anaknya dan menasehatinya dengan baik agar saat menyetir harus hati-hati. Karena jika kita meneriakinya dampaknya dia akan merasa takut dan ragu untuk meneruskannya kembali.
4. Pastikan tinggi sepeda dapat menopang berat badan anak dengan baik. Carilah sepeda yang nyaman untuk anak dimana kaki anak dapat menyentuh tanah saat sepeda itu berhenti sehingga saat bersepeda, si anak dapat menopang dengan kedua kakinya (tidak pakai jinjit).
5. Berikan tips sedari awal meski masih memakai roda bantu yakni kaki kanan lebih tinggi dari kaki kiri. Kaki kanan diatas pedal guna untuk menarik tenaga awal mengayuh dan kaki kiri diatas tanah. Karena kebiasaan anak, saat mereka mengayuh menaikan kedua kakinya lalu melaju.
6. jika roda bantu sudah naik (jawa: njengat) biarkan saja tidak usah dibenerin ya Ayah, karena ituadalah tahap dia akan lepas dari roda bantunya.
7. Saat anak sudah siap roda dua, pegangilah sebentar di bagian boncengannya dan tidak usah ikut memegangi boncengannya sambil lari-lari.
8. Jangan lupa latihlah anak cara mengerem karena terkadang mereka mengerem dengan menggunakan sandalnya.
9. jika sudah mahir bersepda, dampingilah anak tersebut bersepeda sampai ia berani bersepeda sendirian. Beritahukan bahwa jalan di sebelah kiri. Jika ada belokan dan akan menyeberang harus lihat ke kanan dan ke kiri.
Oke Ayah dan Bunda selamat mencoba dan selamat berakhir pekan.
Salam hangat Tantinium
Kali ini,saya akan sharing mengenai pengalaman melatih anak bersepeda di usia dini. Memang sebenarnya saya dan ayahnya anak-anak tidak memaksakan atau menuntut anak untuk dapat naik sepeda tanpa bantuan roda bantu sejak usia dini. Akan tetapi Alhamdulillah anak kami memang memiliki kemauan untuk bisa, karena didukung oleh kemauannya sendiri maka saya berniat untuk melatihnya dengan fun dan tanpa memaksanya.
Anak saya bernama AL sudah dapat bersepeda tanpa bantuan roda dua di usianya 3.5 tahun. Dia cenderung anak yang pemalu dan penakut akan tetapi saya sering mengajaknya ke area ramai seperti acara pameran, arena bermain anak di mall, dsb. Sehingga dia terbiasa dengan suasanan ramai.
Nah, berhubung kami tinggal di sebuah perumahan di area 021, yang kebetulan depan rumah kami adalah jalan umum mobil, motor dan sepeda anak-anak berlalu lalang semakin membuat dirinya tambah takut dan ngeri jika bersepeda (padahal memakai roda bantu).
Lama setelah kami tidak mudik, kami mudik ke rumah nenek kakek di Jawa Tengah. Kebetulan halaman rumah sangatlah luas, lebar dan nyaman. Nah ini dia kesempatan saya untuk memberikan stimulasi positif padanya untuk tidak usah takut karena tidak ada mobil dan motor yang terlalu banyak seperti di perumahan kami di area 021. Saat itulah AL berani untuk mengayuhkan sepedanya di halaman rumah nenek dan kakeknya.
Setelah sekian lama, memakai roda bantu, sesaat itu juga roda bantunya naik sendiri (jawa: njengat). Mungkin karena dia rutin sekali bersepeda dan berat badannya yang tidak dapat menopang ketahanan besi roda bantu tersebut. Lalu diapun tidak sadar bahwa dia telah menaiki sepeda dengan dua roda meski roda bantu masih terpasang dan dalam keadaan naik (jawa: njengat). Akhirnya AL pun lolos dan lulus untuk dapat menaiki sepeda beroda dua. Semua itu tidak lepas dari celotehan mamahnya yang cerewet sekali. Sekitar di usia 3.5 tahunnya perdana memakai sepeda roda dua tanpa roda bantu. Congrats AL! We're proud of you! Kiss kiss.
Berikut tips-tips yang bisa saya berikan untuk Ayah dan Bunda semua:
1. Ikutilah mood anak dalam bersepeda (jangan memaksakan anak saat tidak ingin bersepda) kalopun memang dia sudah tidak tertarik dengan sepeda barulah kita bertindak untuk melawan mood anak dengan baik-baik yakni mengajaknya jalan-jalan di sekitar kompleks.
2. Pastikan sudah minum dan makan untuk mensupplai energi tubuhnya beraktivitas dengan baik.
3. Jangan berteriak/melarang anak jika itu akan membuatnya jatuh dari sepeda. Semisal: Akan menubruk pohon rimbun atau akan menabrak tong sampah. Saran: Ayah dan Bunda langsung lari memegangi anaknya dan menasehatinya dengan baik agar saat menyetir harus hati-hati. Karena jika kita meneriakinya dampaknya dia akan merasa takut dan ragu untuk meneruskannya kembali.
4. Pastikan tinggi sepeda dapat menopang berat badan anak dengan baik. Carilah sepeda yang nyaman untuk anak dimana kaki anak dapat menyentuh tanah saat sepeda itu berhenti sehingga saat bersepeda, si anak dapat menopang dengan kedua kakinya (tidak pakai jinjit).
5. Berikan tips sedari awal meski masih memakai roda bantu yakni kaki kanan lebih tinggi dari kaki kiri. Kaki kanan diatas pedal guna untuk menarik tenaga awal mengayuh dan kaki kiri diatas tanah. Karena kebiasaan anak, saat mereka mengayuh menaikan kedua kakinya lalu melaju.
6. jika roda bantu sudah naik (jawa: njengat) biarkan saja tidak usah dibenerin ya Ayah, karena ituadalah tahap dia akan lepas dari roda bantunya.
7. Saat anak sudah siap roda dua, pegangilah sebentar di bagian boncengannya dan tidak usah ikut memegangi boncengannya sambil lari-lari.
8. Jangan lupa latihlah anak cara mengerem karena terkadang mereka mengerem dengan menggunakan sandalnya.
9. jika sudah mahir bersepda, dampingilah anak tersebut bersepeda sampai ia berani bersepeda sendirian. Beritahukan bahwa jalan di sebelah kiri. Jika ada belokan dan akan menyeberang harus lihat ke kanan dan ke kiri.
Oke Ayah dan Bunda selamat mencoba dan selamat berakhir pekan.
Salam hangat Tantinium
COMMENTS