Bukan " libur " tapi kerja dari rumah, belajar dari rumah, semua dari rumah. Sebagai seorang pengajar, pendidik, serta se...
Bukan "libur" tapi kerja dari rumah, belajar dari rumah, semua dari rumah. Sebagai seorang pengajar, pendidik, serta seluruh karyawan sekolah melakukan segala aktivitas dirumah sangatlah nyaman dan enak. Bisa berinteraksi dengan segala rupa yang ada dirumah, dekat dengan keluarga. Sekaligus dengan si Meong yang selalu memberi kode kangen setiap lelah menghampiri di sela-sela kegiatan. Sebenarnya tidak hanya mereka, tapi semua insan.
Lalu masa Revolusi Industri 4.0 lebih mendekat dengan menuntut kami untuk dapat mengubah kebiasaan tradisional menjadi pembelajaran jarak jauh modern menggunakan media TIK, ternyata lebih terasa disaat seperti ini. Dimana instruksi KBM dilaksanakan secara online. Banyak yang kewalahan. Pasti!
Libur yang bukan "libur" tapi disulap dengan kegiatan belajar mengajar dengan dirubah menjadi pembelajaran dalam jaringan. Aku sebagai pengajar godaanya adalah siang-siang digondeli anak-anak dengan tugas onlen seabreg mereka dari pembuatan video, kirim voice note, foto dan beberapa kegiatan sebuah karya ketrampilan dari membuat kapal dari botol bekas, teknik cipratan, kolase, dan banyak macamnya. Terus kalo malem, rutinitas diluar kebiasaan anak yakni jejeritan dan berlarian trus boboknya mpe malem. Ini saya namakan asyik. Asyik bisa lihat rumah berantakan dan ramai oleh mereka itu anugrah. Tidak akan terjadi lagi jika mereka tumbuh dewasa. Disamping mengurus tiga anakku, aku harus memantau tugas semua siswaku bertotal 9 kelas, sekitar lebih dari 300-an.
Dalam memberikan tugas kepada siswa pun sebenarnya iba, melihat siswa yang memiliki jaringan inet minim atau bahkan tinggal di daerah pegunungan. Belum lagi ada gangguan, tidak bisa menghantarkan tugas via blog, via google form yang dirasa sulit. Tapi dengan adanya musibah ini, Aku jadi berfikir, ada hal positif yang diambil. Yakni jadi lebih dekat dengan mereka, keterlibatan antara siswa dan guru lebih menyatu dengan adanya candaan chat di jejaring Whatsapp Group. Semakin menguatkan dan mendoakan agar semua baik-baik saja ditengah musibah yang menimpa Indonesia ini.
Terima kasih dengan segala keadaan ini yang membuat banyak pihak untuk mau BELAJAR
Dan kini, hadir dalam bentuk serba modern dalam jaringan jarak jauh. Penyampaian pembelajaran dan mekanisme pengumpulan tugas lewat Whatsap group, Blog, Google Form, Google Classroom, Zoom, Google Drive, Microsoft Office 365, Quizizz, E-mail, Rumah Belajar, dan lain sebagainya. Sungguh mengagetkan bagi sebagian orang yang tidak siap dengan keadaan ini.
Semangat Para Siswa. Ada yang rumahnya di daerah gunung, langka jaringan, benar-benar susah sinyal, fasilitas penunjang belum mendapati. Ada juga yang gak punya HP juga. Emang ada yang belum punya HP? Ada. Pasti iba bagi kami untuk memberikan tugas pada mereka yang belum memilki fasilitas penunjang. Bagi yang sudah ada, ada kehebohan di Group, Bu saya ga bisa masukin tugas, Bu saya baru kirim tugas apa sudah masuk belum, Bu hp saya rusak lagi-saya nunggu kakak pulang ya, Bu cara kirim tugasnya gimana ya kok ga masuk-masuk, Bu saya tetringan ketinggalan banyak boleh ulang bu, saya lupa tanda tangan bu apa boleh kirim ulang, Bu ....
Semangat Wahai Guru. Pembelajaran model seperti saat ini, sudah biasa dilakukan oleh banyak guru atau mereka yang memiliki kecakapan dalam menggunakan beberapa aplikasi. Aman. Akan tetapi, ada juga guru yang belum terbiasa, pasti akan kerepotan. Mencari tau cara bagaimana memberikan pembelajaran online dengan efektif kepada siswa. Apalagi guru masuk usia senja pun kebingungan bagaimana cara menggunakan aplikasi atau alur pembelajaran dalam jaringan. Meskipun model pembelajaran jarak jauh tapi kami tidak makan gaji buta. Kami laksanakan dengan baik pembelajaran online ini. Sehingga mau gak mau, harus Belajar untuk mengikuti arus pembelajaran apapun. God willing. It's work. Kami mampu. Thanks God!
Semangat Wali murid. Banyak yang kewalahan juga menyediakan kuota utama dilain kuota bonusan untuk anaknya. Belum lagi riweuh tugas anaknya yang ujungnya dikerjakan oleh orang tuanya (bagi orang tua yang memiliki usia SD dan TK). Kamu yang sekolah, kok mamah yang mumet. Yaa... tapi banyak dari mereka yang mengerjakan sendiri dan orang tua cukup mengawal. Jangan ngeluh ya bu, kan memang kalianlah guru pertama bagi putra putri kalian. Kami pun bekerja dari jauh demi putra putri kalian. Saling menyemangati untuk kebaikan.
Terima kasih atas segala keadaan ini Ya Tuhan. Banyak cara untuk mengubah pembelajaran dan kesimpulannya memang seperti ini, banyak perubahan dari kebiasaan. Ya kan?
Semangat yang tak kunjung padam untuk seluruh aspek pembelajaran online yang tengah terjadi didepan mata.
Curahkan pengajaran terbaikmu wahai para pengajar. I'm on you. Hai para siswa, selalu siaplah kalian dengan pembelajaran Online Legal jarak jauh. I'm with you. Wali murid, setialah dan dampingilah anak-anakmu untuk menyiapkan segala kondisi dunia pengajaran secara online dengan baik. I pray for you.
Semua ada hikmah positif bahwa kita semua jadi lebih terbuka dengan dunia belajar dalam jaringan.
Kesimpulannya : Bersyukurlah bahwa kita melakukan kebiasaan yang tak biasa. Bermain smartphone lebih ber-faedah. Diri lebih diuntungkan oleh keadaan dengan dapat mengikuti kemajuan teknologi yang ada. Bersyukurlah.
Stay Home, Stay Alive, Stay Safe
Warm regard,
tantinium.com
COMMENTS