Terdapat pepatah untuk dijadikan pertanyaan bahwa: “Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama...
Terdapat pepatah untuk dijadikan pertanyaan bahwa:
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan
mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what
counts is best).
Bob Talbert
Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses
pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Your answer:
Proses pembelajaran itu bagaikan membuat gula aren,
menggunakan proses panjang dan butuh kesabaran untuk mendapatkan kekentalan
gula aren yang khas. Jadi jangan sampai kita menganggap bahwa gula aren cukup
diambil dari arennya saja seperti halnya menghitung. Anggaplah menghitung
adalah ilmu sedangkan pelajaran berharga adlaah adab. Anggapan para orang tua
bahwa jika anak bisa menghitung maka dianggapnya anak itu sudah baik dan mampu
untuk menghadapi dunia sekolah sebenarnya. Banyak yang menganggap bahwa ilmu
lebih unggul.
Padahal yang lebih baik adalah akhlak/adab dan ini yang
paling berharga sehingga anak mampu menghadapi dunia global dan mampu bermimpi
tinggi serta mampu membedakan mana salah dan benar serta mampu menjadikan
pelajaran yang berharga seperti adab ini adalah yang terbaik.
Seperti pepatah "Adab dulu baru Ilmu".
Kemudian dikuatkan dengan pertanyaan selanjutnya yakni:
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut
dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Your answer:
Nilai nilai kebajikan itu muncul saat kita melihat kasus
tersebut terpecahkan. kemudian prinsip prinsip yang dianut dalam suatu
pengambilan keputusan menilik dari penyelesaian dilemanya pakai yang mana,
apakah berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berdasarkan peraturan ataukah
berpikir berdasarkan rasa peduli. Jika mengambil keputusan dengan baik maka
dapat berdampak pada lingkungan kita.
Kemudian dilanjutkan pertanyaan ketiga bahwa:
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran
dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan
Anda?
Your answer:
Menjadi pemimpin pembelajaran harus lah peka mengenai hal
yang terjadi dikelas. Dalam pengambilan keputusan pada proses pembelajaran
murid, saya harus peka terhadap sekolah dan murid untuk kemajuan pendidikan
disekolah tersebut. Pastinya berpihak pada murid, bersumber pada nilai
kebajikan universal, bertanggung jawab. Dengan secara tidak langsung, sehinggan
dengan demikian saya telah memberikan contoh dan teladan kepada murid bagaimana
mengambil keputusan dengan bijak dan bertanggung jawab.
Serta pertanyaan ke empat yakni:
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika
dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini?
Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi
berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Your answer:
Jika dihubungkan dengan modul pembelajaran, maka modul ini
mengajarkan kita bagaimana menjadikan murid-murid kita menjadi berperilaku etis
melalui pengambilan keputusan yang bersumber pada nilai kebajikan, berpihak
pada murid dan bertanggung jawab.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar Materi)
- Bagaimana filosofi Ki Hajar
Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yakni Ing Ngarso Sung
Tulodho, Ing Madya Mangunkarso dan Tut Wuri Handayani memiliki sarta makna.
Penuh dengan makna yang mendalam yang mampu meng-atmosfer para penerus untuk
dapat meniru dari filosofinya tersebut. Kita semua mengetahui bahwa makna dari
Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara adalah:
Ø
Memberikan teladan dan contoh yang baik dalam
memberikan Keputusan (Ing Ngarso Sung Tulodho)
Ø
Mampu memberdayakan dan membangun kerukunan
serta memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun
Karso)
Ø
Mampu mempengaruhi dan mendorong semangat
meningkatkan kualitas diri dan lingkungannya agar menajdi lebih baik (Tut Wuri
Handayani)
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam
dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam
pengambilan suatu keputusan?
Guru sebagai pendidik harus memeliki nilai-nilai positif yang mampu
menciptakan atmosfer pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri,
reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut
akan mempengaruhi dalam pengambilan keputsan sesuai dengan situasi yang
dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yakni end
based thinking, care based thinking dan rule based thinking.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
- Melalui coaching, pendidik memiliki ruang untuk mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang lebih matang, efektif, dan relevan dengan tujuan jangka panjang pembelajaran dan perkembangan murid. Dalam pengambilan Keputusan harus mendasar pada 3 prinsip coaching, 9 langkah pengambilan Keputusan dan tidak jauh dari nilai-nilai Kebajikan.
- Bagaimana kemampuan guru dalam
mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh
terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kematangan kompetensi sosial
emosional terutama social awarness, seorang pemimpin akan sangat
terlihat dalam pengambilan keputusan yang mengandung dilema etika (benar vs
benar). Dalam hal ini pemimpin akan dapat memilih antara 3 hal penting : regulasi,
policy atau wisdom dalam setiap keputusan yang akan
diambil.
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang
fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut
seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus
pada masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam
pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema
etika ataukah bujukan moral. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan
menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan
keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan
kebajikan.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang
tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif,
kondusif, aman dan nyaman.
Keputusan yang tepat akan
meminimalisir terjadinya konflik, sehingga akan menciptakan lingkungan yang
lebih kondusif aman dan nyaman untuk berlangsungnya proses berpikir positif.
- Apakah tantangan-tantangan di
lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan
paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan pengambilan keputusan
terhadap dilema etika terutama adalah konflik yang ada dalam pengambil
keputusan itu sendiri. Jika saya amati pengambilan keputusan cenderung
mengutamakan wisdom (kebijaksanaan) pimpinan dibandingkan dengan melihat
peraturan.
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan
yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?
Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid
kita yang berbeda-beda?
Sangat berpengaruh, karena
prioses ini adalah proses yang dapat mendewasakan karena kita terus dilatih
untuk berfikir bijak dalam dilema sehingga kompetensi manajemen konflik akan
terus terlatih dan dapat di rasakan hasilnya oleh murid. Pembelajaran yang
tepat tidak selalu harus diferent dengan melayani setiap kebutuhan murid, tapi
kemampuan kita untuk menghadirkan rasa aman dan bahagia dalam kelas akan bisa
merangsang mereka untuk diajak berfikir dan berargumentasi sesuai dengan minat
dan bakat murid.
- Bagaimana seorang pemimpin
pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau
masa depan murid-muridnya?
Guru adalah teladan, setiap
pengambilan keputusan selain akan berdampak pada murid juga akan menjadi contoh
untuk mereka dikemudian hari, mereka bisa menilai apakah keputusan yang diambil
tepat atau perlu diperbaiki.
- Apakah kesimpulan akhir yang
dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya
dengan modul-modul sebelumnya?
Keterampilan dalam mengambil
keputusan dapat dilatih oleh seorang pemimpin pembelajaran melalui proses
pelatihan instan. Filosofi pembelajaran Ki Hajar dewantara mengajarkan
bahwa pengambilan keputusan dapat melihat posisi kita berdasarkan Pratap
Triloka. Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan kesadaran penuh dengan
tetap mengutamakan kepentikan murid.
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang
konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika
dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip
pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Paradigma pengambilan keputusan :
- Individu
lawan masyarakat
- kebenaran
lawan kesetiaan
- keadilan
VS belas kasihan
- Jangka
Pendek VS jangka panjang
Prinsip mengambil keputusan
- berfikir
berbasis akhir
- berfikir
berbasi aturan
- berfikir
berbasi rasa peduli
Tahapaan pengambilan dan
pengujian keputusan
- Mengenali
bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan
- Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi ini
- Mengumpulkan
fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini
- Pengujian
benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi,
uji panutan/idola)
- Pengujian
paradigma benar atau salah
- Prinsip
pengambilan keputusan
- Investigasi
tri lema
- Buat
keputusan
- Tinjau
kembali keputusan dan refleksikan
- Sebelum mempelajari modul ini,
pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam
situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda
pelajari di modul ini?
Pernah. Sebelum belajar modul ini
saya lebih mengedepankan keputusan bersama sehingga yang terbaik adalah yang
disukai lebih banyak orang sehingga potensi konflik sebagai dampak dari
pengambilan keputusan dapat diminimalisir. Setelah belajar modul ini terutama
paradigma dilema etika dan 3 prinsip pengambilan keputusan, saya akan
lebih percaya diri dalam mengambil keputusan sehingga tidak selalu kesepakatan
kelompok selalu diutamakan.
- Bagaimana dampak mempelajari
konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara
Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran
modul ini?
Konsep penting yang saya dapat
adalah pertimbangan keputusan atara regulation, policy atau wisdom. Konsep
ini belum saya dapatkan sebelum belajar modul ini terutama saat tugas wawancara
dengan 2 pimpinan berbeda.
- Seberapa penting mempelajari topik
modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang
pemimpin?
Topik pada modul ini sangat
membantu saya dalam melatih kematangan saya dalam praktik pengambilan keputusan
yang mengandung bujukan moral dan dilema etika baik secara langsung sebagai
pelaku atau mengamati hasil dari praktik baik orang lain.
Pemaparan yang lengkap dan detail dari perjalanan pembelajaran yang telah dipelajari di modul 3.1, menunjukan kalau miss tanti sudah memiliki pemahaman yang baik tentang pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin
ReplyDelete